Malaysia staycation : ITINERARY MELAKA DALAM SATU HARI



Baca juga : Batu Feringghi, Penang


Pada waktu ke Malaysia, aku sendiri sudah berencana untuk pergi meng-explore Malaysia lebih jauh karena sudah sedikit bosan dengan Kuala Lumpur. Dan terbesitlah untuk pergi ke Melaka dan Ipoh, yang dapat dapat ditempuh dalam perjalanan beberapa jam saja dari Kuala Lumpur. Kali ini yang aku bahas adalah perjalananku ke Kota Melaka yang terkenal akan heritage-nya dan menjadi salah satu kota yang masuk dalam situs warisan dunia UNESCO dan akupun penasaran akan beberapa bangunan peninggalan Portugis nya.

Dimana letak Melaka
Melaka atau dalam bahasa inggrisnya orang menyebut Melacca, terletak di sebelah selatan Kota Kuala Lumpur dengan waktu tempuh kurang lebih 2.5 jam perjalanan darat. Jadi lebih mudahnya, letak Melaka berada di tengah-tengah antara Negara Singapura  dan Kota Kuala Lumpur. Dan Melaka ada di daerah pinggiran Malaysia atau kawasan dekat pantai.

Melaka yang menjadi tujuanku saat ini adalah kawasan Heritage yang berada di Jonker street, dekat dengan Melacca river.

Gambar dari sini


Tips bepergian dari Kuala Lumpur ke Melaka
1. Usahakan berangkat di pagi hari atau sekitar pukul 8 pagi dimana jadwal tunggu kereta KTM line tidak terlalu lama.

2. Hindari weekend Sabtu dan Minggu atau tanggal merah karena TBS akan sangat ramai dan antri dengan beberapa penumpang yang juga membeli tiket untuk ke Singapura, Melaka, serta Johor Bahru.

3. Lebih baik makan dan minum sebelum berangkat, serta membawa bekal karena perjalanan yang agak sedikit lumayan lama.

4. Isi baterai kamera dan handphone hingga penuh karena banyak momen yang gak akan bisa kita lewatkan aja tanpa diabadikan.

5. Bawa uang kecil atau receh, karena bis domestik di Melaka membayar tunai kepada supir. Berikut juga jajanan yang ada di Melaka yang dimana penjualnya jarang ada yang mau menerima uang dengan nominal besar. Males ngasih kembalian kali ya.

*****

1. Perjalanan ke Melaka (dari KL Sentral - Kuala Lumpur)
Untuk menuju ke Melaka, hanya bisa ditempuh dengan satu cara yaitu jalur darat dengan menaiki kereta yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan bis antar kota.

Di Kuala Lumpur
1. Dari KL Sentral naik kereta KTM Line dengan tujuan akhir yaitu Stasiun Seremban, yang ada di Platform 5. Kemudian turun di Stasiun Bandar Tasik Selatan untuk menuju ke Terminal Bersepadu Selatan atau TBS.

KTM Line, Platform 5, tujuan akhir St. Seremban



2.  Setelah turun di Stasiun Bandar Tasik Selatan, jalan menuju ke TBS melewati Connecting bridge dan ikuti tujuan menuju ke Lobby utama TBS.
* Perhatikan arah tujuan karena Connecting bridge juga menuju ke KLIA transit selain ke TBS

Connecting bridge

Perhatikan petunjuk




3. Sesampainya di TBS, cari konter tiket yang menjual tiket untuk tujuan ke semua destinasi. Kemudian ambil bis paling cepat atau yang terdekat waktunya, dengan tujuan ke Melaka Sentral.  Harga tiket untuk satu kali jalan adalah RM 11 atau sekitar 40ribuan, dengan waktu tempuh kurang lebih 2.5 jam.
Kebetulan bis yang aku dapat adalah Mayangsari dari  sekian jenis dan nama bis menuju Melaka.
* Jangan khawatir dengan bahasa, karena mereka juga memahami Bahasa Indonesia.





Boleh pilih nomor kursi

4. Setelah tiket di tangan, cari gate yang  sesuai dengan tiket, di ruang tunggu untuk bis antar kota dan disesuaikan dengan tujuan. Jangan sampai telat, karena tiket tidak bisa dipakai untuk bis yang selanjutnya dan hangus, walaupun jenis bis dengan tujuan yang sama.

Tiket bis doang ada barcodenya cuy....


Bersihnya kebangetan dan gak ada gembel atau asongan.



Untuk masuk bis harus antri dan ada petugas yang akan men-scan barcode di tiket yang kita bawa.
Di dalam bis Mayangsari menuju Melaka sentral

Di  Melaka
Sesampainya di Melaka Sentral, masuk ke terminalnya dan menuju ke ruang tunggu bis domestik yang sudah dikategorikan berdasarkan nomor tujuannya. Untuk menuju ke Jonker street, bis yang digunakan berada di nomor 17, dengan bis berwarna merah yaitu panorama, yang datang kurang lebih 30 sampai 45 menit sekali.
Bilang saja ke bapak supirnya dengan tujuan Jonker street dan bapaknya akan menyebutkan harga tiket yang harus dibayar, yaitu 2 RM. Dengan jarak tempuh kurang lebih 15-20 menitan.

Kemudian turun di red building/ red house. Jangan kawatir kebablasan karena supirnya akan berteriak untuk mengingatkan.

Ruang tunggu bus domestik di Melaka Sentral. Foto dari sini


Bis Panorama dalam kota



RM 2 per orang


2. Ada apa di Melaka



Melaka bukan termasuk kota Besar seperti Kuala Lumpur dengan segala infrastruktur seperti kereta dan bis kota yang memadai. Berbeda dengan Melaka yang hanya kota Kecil dengan jarak tempuh antar tempat satu ke tempat lainnya yang tidak terlalu jauh. Dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Ada beberapa tempat di Melaka yang berada di pusat kota, yang dapat kita explore dalam waktu satu hari.

Dengan waktu yang aku punya, yang tidak lebih dari sehari, aku berhasil mendatangi 4 tempat, diantaranya adalah :

Dutch Square


The Red buildings in red colour



Salah satu destinasi wisata yang terkenal di Kota Melaka adalah kawasan Dutch square dimana ini adalah kawasan dengan bangunan-bangunan berarsitektur keren peninggalan Portugis.. Dutch square merupakan alun-alun kota tua  yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan penting bekas peninggalan jaman Belanda

Dutch square atau Red square di masa pemerintahan  kolonial Belanda merupakan kawasan pusat kota pemerintahan kolonial. Orang Melaka sendiri menyebutnya red square  atau rumah merah karena sesuai dengan warnanya yang didominasi dengan warna merah.

Di kawasan Dutch square terdapat beberapa objek wisata yang kebetulan ada dalam satu lingkup :

1. Stadthuys




Stadthuys yang berarti Balaikota, yang dimana dulunya adalah bangunan gubernur Belanda. Sekarang bangunan tersebut berubah fungsi menjadi museum yang terdirikan dari museum etnografi, museum sastra, galeri Laksamana  Ceng Ho dan juga museum pendidikan.

Untuk masuk ke dalam museum, kita harus membayar. Hanya sajaa aku lupa berapa mengenai nominalnya karena aku sudah terlalu sore ketika datang dan Mereka tutup pukul 5 sore. Jadi hanya jalan-jalan disekitar museum.

Anak tangga menuju pintu masuk museum atau Stadthuys

2. Christ Church (Gereka Kristen)


Christ Church atau dalam Bahasa Indonesianya adalah Gereja Kristen merupakan Gereja bersejarah yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda yang pada saat itu menduduki Kota Melaka. Bangunan yang selesai dibangun sejak tahun 1741 dan selesai pada tahun 1753 ini merupakan geraja Kristen Protestan tertua yang ada di Malaysia, yang sampai sekarang masih aktif memberikan layanan Rohani.

Christ Church persis berada di sebelah bangunan Stadthuys dan menghadap ke Barat dengan tulisan Christ Chursh Melaka yang terlihat jelas pada fasade bangunan yang masih didominasi dengan warna merah. Yang unik adalah, di depan gereja terdapat banyak sekali becak berhias yang terkadang memutar musik pop, dangdut, melayu jaman dahulu dengan sangat kencang, dimana gereja merupakan tempat ibadah yang pastinya identik dengan ketenangan.


3. Victorian Fountain


Victorian fountain adalah sebuah air mancur yang dibangun pada tahun 1904, yang berada di tengah-tengah Dutch square, merupakan hadiah dari Ratu Inggris yaitu Ratu Victoria kepada pemerintah Kolonial Inggris kepada Melaka. Air mancur yang hanya berjarak sekitar 40 meter berada di depan bangunan Christ church ini terlihat megah dengan tugu dan patung-patung kecil khas negara Inggris yang mengelilinginya, serta semburan air yang berasal dari beberapa arah. Dan masih menjadi salah satu landmark Kota Melaka yang sampai saat ini masih berfungsi dengan baik.

Hiburan foto "berbayar"


4. Clock Tower


Agak sedikit menjauhi Christ church dan Victoria fountain, kita akan menemukan Clock tower yang masih ber cat merah, sesuai dengan warna bangunan di sekitarnya. Dengan penunjuk waktu yang ada di puncak menara, dan masih berfungsi dengan baik.  Mungkin fungsinya tidak jauh berbeda dengan Bigben di Inggris, yang dimana fungsinya adalah sebagai penunjuk waktu dan terletak di pusat kota. Karena kebetulan pusat kota Melaka berada di City Hall dulunya.


Di sebelah bangunan clock tower rdapat tulisan I love Melaka yang jangan sampai dilewatkan untuk diabadikan sebagai tanda bahwa kamu sudah sampai Melaka hehehehe

Maap yak banyakan poto mak tercinta dibanding aku hehehe
 
5. Kincir Angin Belanda




Persis berada di samping Sungai Melaka, ada satu bangunan bersejarah pertanda peninggalan Belanda salah satunya adalah kincir angin. Kincir angin yang secara bentuk mirip dengan yang berada di Holland, yang merupakan landmark negara Belanda. Hanya saja kincir angin disini sudah tidak berfungsi dan hanya dijadikan sebagai obyek foto-foto, dengan ditambahkan taman-taman disekitarnya.

6. Belanja Souvenir khas Melaka

Pedagang souvenir dan ice cream "uncle"

Untuk mencari peadagang yang menjual souvenir khas Kota Melaka tidaklah sulit. Di sekitar Dutch square, atau tepatnya di bawah bangunan Stadthuys banyak pedagang dengan tenda-tenda berjajar yang berjualan dari mulai magnet kulkas, gantungan kunci, topi, baju kebaya khas Melaka, dan jenis souvenir lainnya. Jangan takut mahal karena ini bukan Indonesia yang jika ada tourist datang bisa tiba-tiba harganya jadi mahal. Mereka menuliskan harganya dengan jelas di barang dagangannya kok.
Contohnya aku membeli magnet kulkas dengan harga RM 10 dapet 4 biji.

Jika kalian datang agak siang, di sekitar Dutch square juga banyak galeri yang menjual barang-barang khas Kota Melaka seperti batik, baju kebaya, hingga kipas dengan desain yang khas dari kota Melaka. Karena aku sudah terlalu sore, jadi rata-rata sudah pada tutup.


St Paul's Hill
Tidak jauh dari Dutch Square, tepatnya di sebelah pintu masuk menuju museum Stadthuys, ada pintu masuk menuju Bukit yang bertuliskan Bukit St.Paul. Dan di puncak bukit terdapat patung St. Francis Xavier dengan bangunan Gereja di belakangnya yang bernama St. Paul Church.
St. Paul Hill



1. St. Paul Church
Salah satu peninggalan Belanda yang jangan sampai dilewatkan jika sudah menginjakkan kaki di Melaka adalah Gereja St. Paul yang dibangun pada tahun 1513. Gereja yang umurnya sudah lebih dari 500 tahun ini berada di atas bukit yang dulunya bernama Bukit Melaka atau Malacca Hill sebelum berganti nama menjadi Mary's Hill pada saat Portugis menduduki Melaka, dan sekarang menjadi St. Paul Hill atau bukit St. Paul karena terdapat Gereja St. Paul di uncak bukit.

Gereja st. Paul sekarang hanya berupa reruntuhannya saja, bahkan gereja yang sangat banyak sejarahnya ini sudah tidak beratap dan dindingnyapun sudah tidak terawat. Gereja yang awalnya adalah hasil dari kerja keras Portugis, dan kemudian ditinggalkan oleh kaum Inggris ketika berpindah masa pemerintahan, sekarang hanya berupa makam dengan batu-batu nisan yang tinggi. Termasuk makam st. Francis Xavier yang patungnya ada di depan St. Paul church.

Patung st. Francis Xavier dan bagian luar gereja

Bagian dalam gereja



Geli-geli gimana gitu sama temboknya

Awalnya aku agak takut untuk mengunjungi tempat ini karena selain letaknya yang di atas bukit dan harus menaiki beratus-ratus anak tangga serta waktu yang sangat mepet, tempat ini juga sedikit terasa angker. Apalagi di saat aku menaiki bukit seorang diri, dimana waktu sudah hampir sore, dan tidak terlalu banyak pengunjung. Cukup lega setelah mendapati bagian dalam gereja yang lumayan banyak orang, yang sama sepertiku, yang penasaran akan bangunan yang menurut rekomendasi teman-teman harus banget dikunjungi di Melaka.

Yang aku suka dari tempat ini adalah pemandangan bersihnya Kota Melaka yang dapat aku nikmati dari atas bukit, angin sepoi-sepoi, serta banyak pedagang seniman yang berjualan hasil karya mereka seperti fotografi, sketsa tangan, kolektor uang lawas, serta postcard yang mencerminkan indahnya kota Melaka. Tentunya bagi traveller yang budgetnya pas pasan seperti aku lagi-lagi hanya bisa melihat.

Hasil foto pedagang yang sekaligus seniman fotografi

Dagangan seniman gambar, yaitu sketsa tangan

Post card dan beberapa mata uang lawas

2. Benteng A'Famosa
Asal mula A'Famosa adalah sebuah nama kota yang dulunya berada di bawah perintah Alfonso De Abuquerque yang merupakan bangsa Portugis, dan sekarang menjadi berubah nama menjadi Kota Melaka. Di bawah perintah Alfonso pula, mereka membangun benteng yang diberi nama A'Famosa untuk menghindari serangan dari negara Belanda.

Gambar dari temen

Sejujurnya, aku tidak menemukan dimana letak Benteng A'famosa ini. Menurut info, benteng berada di kaki bukit St.Paul. Dengan waktu yang aku miliki tidak terlalu banyak, jadilah buru-buru pulang agar tidak tertinggal bis menuju Kuala Lumpur. Padahal aku penasaran akan bangunan yang sejarahnya panjang ini dan berperan penting di jaman kekuasaan Portugis.


Jonker Street

Persimpangan Jonker street
Dulunya bernama Jalan Jang Hebat

Jonker street adalah sebuah nama jalan di Kota Melaka, yang dulunya bernama Jalan Jang Hebat. Di jalanan Jonker banyak sekali bangunan-bangunan  tua yang juga masih merupakan warisan unesco world heritage, dan juga masih sangat tertata dengan rapi dan kokoh. Bahkan ada beberapa rumah yang sengaja di hias dengan wall art agar menarik tourist dari luar untuk menelusuri Jonker street lebih jauh lagi.

Sebenernya di Jonker street lebih menyenangkan lagi jika mengexplore nya dalam 2 waktu yaitu pagi/siang dan malam harinya. Di daerah Jonker walk, atau kawasan pecinaan, jalanan disulap menjadi kuliner pada malam hari. Dan di hari Minggu, jalanan tersebut juga menjkadi pusat jual beli barang antik pada pagi hingga siang harinya. Sayangnya aku belum ada kesempatan mengunjungi Jonker walk. Jadi menikmati sekitar Jonker street dengan pemandangan bangunan dan rumah-rumah tempo dulu sudah cukup menyenangkan. Sambil foto tentunya.

Suasana di Jonker street

Beberapa hasil jepretan dari jalan jalan blusukan di Jonker street. 
Kebanyakan rumah warga di Kota Melaka tepatnya di Jonker street masih merupakan bangunan asli dengan fasade yang benar-benar jadul seperti jendela-jendela tinggi khas bangunan Belanda. Ada yang dijadikan galeri, serta cafe dengan tanpa mengubah bangunan aslinya. Ada juga gang-gang yang dimana dindingnya dijadikan street art yang seolah-olah terkesan hidup.

Kata pedagang sekitar ini adalah kuil tertua di Melaka



Salah satu gang yang diramaikan dengan mural

Cara menuju Jonker street dari Dutch square :
Cari bangunan warna putih dengan tulisan H&M, atau yang dikenal sebagai outlet terkenal, disitulah pusat Jonker street berada.
Atau lebih mudahnya lagi, jika kita melihat tugu yang berada di tengah jalan, dengan tulisan Jonker Street, disitulah sepanjang jalan Jonker street berada.


Melaka River





Menurut wikipedia, Sungai Melaka, Sungai yang berada di Kota Melaka, mempunyai nilai sejarah tersendiri karena di kiri dan di kanan sungai merupakan kawasan penting sejak ratusan tahun yang lalu. Baru-baru ini, atas keputusan kerajaan negeri Melaka, sungai yang dulunya tidak terawat, kotor dan sedikit bau disulap menjadi indah dan bersih sebagai destinasi para tourist yang datang ke Melaka.

Ada beberapa aktivitas yang dapat kita lakukan di Melaka river ini, hanya saja lagi-lagi aku mempunyai waktu yang terbatas untuk meng-explore tempat ini lebih jauh. Yang paling menarik dan penasaran, ada menara Taming sari, yang mirip sekali dengan menara yang ada di Pulau Sentosa Singapore, di Bandar Hilir yang berputar 360 derajat naik ke atas dan kita dapat melihat seluruh kota Melaka.
Sayangnya aku hanya bisa menikmati pemandangan Melaka river sambil menyusuri tepian sungai yang suasananya hampir mirip dengan di Belanda. Serta menikmati tpurist yang menaiki river cruise yang beberapa kali lewat.





Lain waktu aku harus mencoba river cruise



3. Kuliner Melaka
Sebelum ke Melaka, aku sudah membuat beberapa list untuk kuliner di Melaka. Aku juga beberapa mendapatkan informasi dari blog kak susan di pergidulu. Sayangnya aku gak punya banyak waktu jadi hanya beberapa tempat saja yang bisa aku datangi.

1. Es cendol di Jonker 88


Tempat jajanan yang wajib banget dicoba ketika Melaka adalah es baba cendol nya jonker 88. Dari sekian banyak cendol di Jonker street, termasuk nyonya cendol yang ada di persimpangan tugu Jonker street, ini paling enak. Gula merahnya khas Melaka, kacang merahnya, cendol, dan Kelapa keroknya enak banget dan segar. Apalagi di tengah panasnya Melaka yang hampir sama dengan panasnya Kota Surabaya. Dengan harga RM 4 atau sekitar 15 ribu rupiah sudah bisa menikmati cendol terlaris di Kota bersejarah ini, di dalam bangunan yang berdiri sejak 1939, menurut tulisan yang ada di fasade bangunan.

Selain cendol yang beraneka topping, Jonker 88 juga menjual beberapa makanan, dan yang paling terkenal adalah mie laksanya yang super pedas. Terlihat dari menunya dan dibandrol mulai dari RM 8 atau 100ribuan. Hanya saja, kalian harus cukup ekstra super sabar untuk bisa mencicipi makanan disini, karena antrinya yang luar biasa menurut orang-orang sekitar. Beruntungnya aku datang di sore hari dimana pengunjung tidak terlalu ramai. Dan bisa menikmati tanpa diburu-buru.

Lokasi :
Kedai Jonker 88
No. 88, Jalan Hang Jebat, Melaka






Interior Jonker 88 yang dari jaman dulu banget





2. Putu Piring


Tepat di dekat simpang Jonker street ada kedai nyonya cendol, dan di sebelahnya ada penjual jajanan yang bertuliskan putu piring. Karena bentuknya yang unik, akupun mencobanya. Walaupun secara rasa tidak jauh berbeda dengan putu-putu yang ada di Indonesia, yang biasanya abang-abangnya keliling komplek, yang dimasaknya pakai bambu. Bedanya adalah, gula merahnya disini lebih enak tidak terlalu manis seperti gula jawa.

Lokasi :
Putu Piring nyonya cendol
Simpang Jonker street / sebrang kedai kopi o Chung wah
RM 6 untuk 5 pcs


Cara masak putu piring


3. Hoe Kee Chicken Rice




Satu lagi kuliner di Melaka yang harus masuk ke dalam list yaitu Chicken Rice. Ada beberapa rekomendasi Chicken rice yang paling enak se Melaka. Sayangnya aku tidak sanggup jika harus mengantre sambil berpanas-panasan, apalagi kita tidak bisa memprediksi berapa lama makanan akan dihidangkan, dan berapa lama pula orang menghabiskan waktu untuk memakannya. Kata orang sih terbayar dengan enaknya walaupun harus mengantre, seperti di Kedai kopi o Chung wah.

Aku memilih untuk mendatangi kedai Hoe Kee yang tidak terlalu jauh dari pusat Jonker street. Dan juga tidak terlalu ramai seperti rekomendasi Chicken rice lainnya. Hanya aku agak kurang suka dengan ambience restaurant yang masih berada di dalam bangunan jaman dulu. Terkesan angker walaupun untuk segi makanan terbilang sangat enak.

Chicken rice yang super ngangenin





4. Biaya dan Waktu Tempuh dari KL sentral Ke Melaka

Biaya Transportasi
Berikut adalah rincian biaya transportasi (belum termasuk jajan, oleh-oleh, dan pembelian yang lain) yang aku keluarkan untuk Pulang Pergi tanpa bermalam, alias One day trip dengan hitungan per kepala.
1. KL sentral  ke St. Bandar Tasik Selatan Pergi dan Pulang  RM  5.2 (Pakai Card)
2. Bis Ke Melaka dari Terminal Bersepadu Selatan ke Melaka Sentral Pergi dan Pulang  RM  24 (Tunai) 3. Bis dalam kota dari Melaka Sentral ke Jonker Street Pergi dan Pulang  RM  4 (Tunai)

Kurs Agustus 2018
1 RM = Rp 3.650

Total Biaya PP dari KL Sentral Kuala Lumpur ke Melaka dan sebaliknya adalah RM 33.20 x Rp 3.650 kurang lebih Rp 121.800

Waktu Tempuh
1. KL Sentral ke St. Bandar Tasik Selatan  16 menit naik kereta. Usahakan buka maps terlebih dahulu agar mengetahui jadwal waktu tunggu keberangakatan kereta agar tidak terlalu lama menunggu.
2. St Bandar Tasik Selatan ke Lobby Terminal Bersepadu Selatan 10 menit jalan kaki. Tidak termasuk waktu antri membeli tiket bus.
3. Terminal Bersepadu Selatan ke Melaka Sentral 2 jam naik bis. Jika macet bisa lebih dari itu.
4. Melaka Sentral ke Jonker Street naik bis 30 menit. Dengan waktu tunggu bis datang 30 menit.

Total waktu perjalanan memakan hampir kurang lebih 6 jam PP, belum termasuk waktu tunggu dan lain-lain

 *****

Dan foto-foto lainnya :

Red House Area




Jonker Street

















Harusnya masih banyak lagi tempat di Melaka yang bagus banget untuk di explore. Sayangnya aku hanya punya waktu satu hari (tidak sampai seharian malahan) dan mengejar bus terakhir untuk kembali ke Kuala Lumpur. Insya Allah kapan-kapan jikalau aku kembali ke Malaysia, tidak lupa untuk mampir dan bermalam di Melaka agar bisa berbagi ke kalian semua tentang indahnya Melaka lebih jauh lagi.

Thankyou yang udah mampir

See you di trip selanjutnya....

Love, Yunda

You can reach me by social media anytime
IG :   Letsgotoholiday


Comments

  1. Terima kasih telah menulis informasi yg super lengkap ini ka ^^ sangat membantu kami para backpacker awam ^^

    ReplyDelete
  2. Waah makasiih banyak infonya mbak :) mau tanya dong:
    1. Transport dari KL ke melaka paling pagi jam berapa ya?
    2. Sebaliknya, pas balik ke KL transport paling akhir jam berapa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo salam kenal :))
      1. Dari KL ke melaka, setahu saya jam berapapun ada. Saya pernah start dari pukul 9 pagi.

      2. Untuk Melaka ke KL seingat saya paling terakhir pukul 9 malam. Hanya saja, bis dari melaka ke stasiun Bis antarkota terakhir pukul 5 sore. Jadi alternatif terakhir jika ingin ke stasiun antarkota bisa menggunakan Grab taxi.

      Terimakasih sudah mampir :))

      Delete
    2. Salam kenal semua.. Bus TBS ke Melaka paling pagi jam 7.00 - Mayangsari.
      Melaka TBS paling lewat jam 10 malam - Delima Express.. Iya.. Grab dan MyCar semakin meluas di Melaka sekarang. .

      Delete
  3. Terimakasih udh nulis info penting ini yah mbk.. Mdh2an rencana kami yg mau melipir kesana 2 minggu lg terealisasi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai....terimakasih sekali ya sudah mampir dan baca. Semoga sukses ya jalan jalannya 🤗🤗

      Delete
  4. Makasih banget loh asli detail bangettt🖤

    ReplyDelete
  5. Thank Info nya kakak, mudah2an Des rencana kesana terwujud

    ReplyDelete
  6. next time kl ke melaka coba weekend, karena ada pasar malam di sepanjang jonker street.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Hampir teman teman traveller merekomendasilan untuk ke pasar malam jonker street di weekend.

      Terimakasih sudah mampir.
      Next time akan mencoba stay lagi di melaka di weekend.

      Delete
  7. Keren neh. Besok mau coba. Saya dari Bukit Bintang. Naik Monorel dulu ke KL Sentral

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar kalau dari bukit bintang, akses kereta ke KL sentral hanya monorail. Kemudian tinggal ikuti petunjuk yg aku tulis untuk ke TBS station.

      Thank you ya sudah mampir :)

      Delete
    2. Kalau ngak mau repot2 ke KL Sentral bisa aja naik LRT dr Stasiun Hang Tuah. Jalan kaki 4 minit dr Time Square.. Lebih cepat & trip yg banyak. Setiap 15 minit

      Delete
  8. terima kasih informasinya kak, sangat membatu buat yang awam

    ReplyDelete

Post a Comment