Bali staycation : UBUD 2018

Tidak banyak orang tau mengenai ubud yang berada jauh dari pusat kota seperti Kuta, Seminyak, atau Nusa Dua. Bali sendiri menghadirkan beberapa pilihan suasana yang dimana kita bisa memilih nantinya. Jika memang ingin ke pantai dan berjemur, mungkin Seminyak dan Nusa Dua bisa menjadi pilihan. Atau jika ingin menikmati suasana yang seperti area persawahan, sungai kecil, hingga suasana tradisional Bali, Ubud adalah pilihannya.

Kali ini destinasi yang aku pilih adalah Ubud, dengan bermodalkan hotel promo Traveloka, akhirnya aku memilih untuk bermalam 2 hari. Kebetulan lokasi tempat hotel kita menginap jauh dari centre of Ubud nya. Yaaaaah kurang lebih 7 km dari pusat kota dan paling tidak harus ditempuh dengan kendaraan mobil atau motor. Hotel tempat kita menginap benar-benar berada di area persawahan yang masih hijau, seperti yang digambarkan dalam promo Traveloka.

Ubud dapat ditempuh dengan cara apapun dari pusat kota Bali seperti Kuta, Seminyak dan sekitarnya, kecuali jalan kaki. Beberapa kali aku ke Ubud menggunakan kendaraan mobil hasil sewaan, berbeda dengan kemarin aku menyewa ojek online alias grab dengan biaya kurang lebih Rp 110.000. Perjalanan kami dari Seminyak yang kurang lebih ditempuh dalam waktu hampir 2 jam lamanya. Untuk ojek online sendiri masih banyak yang menuju atau dari Ubud, tergantung supirnya. Terkadang ada yang pasrah memakai tarif, dan ada juga yang mau gak mau harus nego biaya. Selain itu bisa juga kita menyewa jasa transport atau shuttle dengan tarif yang tertera, dan biasanya agak mahal.

Alam Sembuwuk Resort
Jl. Raya Pejeng Kawan, Pejeng Kaja, Tampak Siring,
Kabupaten Gianyar, Bali
Telp : 0361-8987859

PS : Untuk foto room-nya, coba search by traveloka, airbnb, agoda, dan semacamnya.








Alam sembuwuk merupakan resort yang lokasinya berada di tebing sekitaran sawah dan hutan. Dengan view kamar yang langsung menghadap sawah hijau yang bertingkat atau terasiring. Lokasi Alam sembuwuk resort berada di daerah Ubud, tetapi agak jauh dari pusat kota Ubud dengan jarak tempuh kurang leboh 7 km. Harga yang kami dapat hasil dari memesan melalui traveloka yaitu sekitar Rp 350.000an saja dari satu juta sekian dengan keadaan kamar yang sangat mewah dan luas. Asal jangan berharap ada bath up ya guys.

Untuk menuju ke pusat kota seperti menuju Pasar Seni Ubud, pihak hotel menyediakan shuttle car pukul 11 siang dan 5 sore. Sayangnya shuttle car pun masih lumayan jauh dari pusat Ubud. Alhasil aku dan Fiki jalan kaki sejauh 2 km selama berjam jam karena banyak berhentinya dan tempat yang kita kunjungi di Ubudpun berada dalam satu jalur perjalanan kita.

Sewa motor di Ubud agak terlalu susah, dan sepertinya SANGAT SUSAH. Dari 11 tempat persewaan yang kita hubungi hampir semua mengatakan bahwa motor kosong. Dan dengar-dengar mereka memang tidak menyewakan motornya ke orang lokal karena pernah punya pengalaman buruk dibawa kabur. Cukup menyesal kita tidak menyewa motor dari Seminyak kemudian kita bawa ke Ubud.

Jadi sekedar tips untuk kalian yang ingin menginap di Ubud yang hanya 2 atau 3 malam seperti kami, cari hotel yang dekat dengan pusat kota, yang paling tidak dekat dengan warung atau restaurant atau supermarket atau tempat hiburan. Karena pengalaman kita yang menginap 2 malam, dengan keadaan hotel yang sangat jauh dari pusat kota, jadilah sudah capek duluan karena hampir semua tempat yang kita kunjungi ditempuh dengan jalan kaki.




Motoin fiki
Difotoin fiki











Pada dasarnya Ubud bukan tempat wisata bagi kalian yang ingin eksis dan suka berfoto, tapi Ubud cocok untuk kalian yang ingin mengasingkan diri atau refreshing merelaksasikan diri. Ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi juga di daerah Ubud seperti Monkey Forest, Tegalalang rice fied atau sawah bertingkat, Bukit Campuhan, beberapa Galeri dari seniman ternama, Pura tampaksiring, Goa gajah, dan tempat-tempat lainnya yang bernuansa tradisional. Jangan harap kalian bisa menemukan hal-hal modern di Ubud, kecuali cafe-cafe yang berjejer di daerah Ubud centre ya. Justru karena Ubud masih jauh dari modern lah yang dicari para turis. Tapi belum lengkap rasanya kalau ke Bali tidak mampir ke Ubud dan bermalam walaupun hanya satu malam saja.








Semua foto diambil ketika kita jalan sejauh kurang lebih 2 km menuju centre of Ubud, dan selama itu kita hanya keluar masuk toko yang berderet sepanjang jalanan di Ubud. Hehehehe
Kemudian kita mampir ke Toko Skincare "utama spice Bali" yang ternyata produknya terdiri dari bahan-bahan tradisional dengan harga yang sangat affordable. Mereka juga ada Instagram utama spice

Monkey Forest Sanctuary
Jl. Monkey Forest, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali
Jam buka      : 8.30 pagi - 6 sore
Tiket masuk : Rp 50.000/orang dewasa
Telp              : 0361-971304

Monkey forest adalah sebuah tempat konservasi alam dan binatang yang dimana lokasinya berada di alam bebas dengan keadaan binatang yang berkeliaran tanpa ada kandang satupun. Dan di dalamnya banyak sekali jenis Pura, tempat beribadah agama Hindu, dengan suasana yang sangat tradisional sekali. Banyak sekali aturan yang harus kita patuhi selama di dalam hutan yang banyak sekali monyet berkeliaran. Dari mulai menjaga attitude hingga jangan memberi makan sembarangan, dan jangan sampai juga kita merokok di dalam hutan yang dimana warga sekitar dengan susah payah menjaganya hingga benar-benar terasa sangat alami. Selama tidak membawa makanan, para monyet tidak akan mengganggu. Tetapi tetap waspada adalah yang utama, karena galak nya minta ampun para monyet-monyet disini.

Untuk masuk ke Monkey forest kita harus membeli tiket terlebih dahulu sebesar Rp 50.000. Kebetulan pada waktu kami kesana, lokasi masuknya berubah jadi lebih bagus dan tertata. Juga tempat parkir yang kebih luas, jadi bukan seperti dahulu yang dimana selalu macet ketika lewat Monkey forest karena parkir mobil di kanan kiri jalan. Dan juga keadaan di dalam jadi lebih bersih karena tempat sampah dimana mana. Mungkin bule atau turis luar negri lebih bisa consider ke alam ketimbang warga lokal yang dimana ada tulisan jangan sentuh aja bakalan tetap disentuh atau bahkan diinjak.








Setelah membeli tiket, tinggal ikuti saja arah panah petunjuk jalan masuk. Atau ikuti saja beberapa orang yang jalan. Dan siap siap disambut beberapa rombongan monyet yang akan menyapa kita dengan berbagai aksinya, yang rasanya bahagia melihat mereka hidup bebas namun masih terpelihara dengan makanan yang cukup bersih dan sehat tentunya. Lha wong tiket masuknya aja 50ribu masa monyetnya masih gak dikasih makan yang bener.


Boleh bawa pulang satu gasih





Kemudian kita akan melewati beberapa pura kecil dan banyak sekali tempat-tempat suci dengan air mengalir yang entah darimana datangnya. Juga banyak sekali patung-patung dewa kepercayaan umat Hindu.






Di dalam Monkey forest selain banyak monyet tentunya, jika kita berjalan mengikuti track semakin ke bawah, ada tebing tebing curam yang lumayan memakan tenaga ketika melewatinya. Banyak sekali air mengalir dari sumbernya, juga banyak batuan besar dengan sungai kecil di bawahnya. Dan membuat tertarik pengunjung untuk melewatinya. Bagi kalian yang menggunakan sandal perlu berhati-hati karena keadaan batu berlumut yang basah terkena percikan air akan membuat kalian tergelincir jika tidak berpegangan dengan batu-batu berlumut di sebelahnya.










Sayangnya kita tidak mempunyai banyak waktu untuk menikmati alam yang super duper indah di dalam sini karena mengingat satu-satunya transportasi yang kami gunakan, yaitu jalan kaki, jadilah kita sesegera mungkin untuk keluar dari sini. Dan sudah sangat cukup lapar juga haus hehehe.









COVERBOY UBUD MAGAZINE !



Hv no idea what's he/she doing


Ubud Art Market / Pasar Seni Ubud
Jalan Raya Ubud No.35, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali 80571
Jam buka : 6 pagi - 6 sore
Warga sekitar menyebutnya dengan pasar tradisional karena pasar besar satu-satunya yang berada di Ubud adalah disini. Pasar Ubud dibagi menjadi dua, ada pasar basah dan pasar seni. Jika kalian pernah melihat film yang dibintangi Julia roberts, Eat pray love, ya disinilah lokasinya. Letak pasar Ubud berada di jakan raya Ubud, dan juga di depan istana Raja Ubud yang sampai saat ini belum aku ketahui namanya hehehe.

Banyak berbagai barang khas daerah Bali yang dijual disini. Dari kain khas Bali, lukisan, dekorasi rumah, tas rotan yang lagi trend saat ini, hingga pernak-pernik lucu dari mulai kalung gelang cincin dan jepitan rambut. Sayang sekali harga yang mereka tawarkan standart harga turis mancanegara. Pernah suatu kali aku menawar dan mereka benar-benar susah melepaskan dagangannya dan kekeh dengan harga selangitnya. Katakanlah aku membeli tas rotan bulat berukuran medium di pasar Seminyak dengan harga sebelum tawar adalah 250ribu dan harga terakhir yang aku dapat adalah 170ribu. Berbeda dengan di Ubud dimana harga yang mereka tawarkan adalah 350 - 450ribu, dengan tawar menawar sekuat tenaga dan harga akhir yang mereka kasih adalah 250ribu. Cukup sadis bukan.







PS :  all those pictures in ubud market was taken in 2016 by Samsung galaxy s7


Tegalalang Rice Field
Jam buka     : 6 pagi - 8 malam
Tiket masuk : Rp 5000 hingga Rp 10.000 atau seikhlasnya (tapi gak mau dikasih 2000 -____-)
Tegalalang merupakan salah satu wisata yang ada di Ubud juga. Lebih tepatnya satu jalur menuju kintamani. Jadi jika sudah mampir ke Ubud, jangan lupakan juga untuk mampir ke salah satu keajaiban di Ubud yaitu sawah terasiring atau bertingkat. Jarak tempuh dari centre of ubud kurang lebih 30 menitan jika mengendarai motor atau 45 menit hingga 1 jam jika mengendarai mobil. 

Sejauh mata memandang, tegalalang rice field hanya berupa persawahan dengan tanaman padi yang menghijau dan asri. Selain itu juga banyaknya pohon-pohon nyiur yang tinggi menambah keasrian suasana tersebut. Yang terbaru, tegalalang tidak hanya sekedar berjalan menyusuri area persawahan, namun ada banyak cafe-cafe kecil di area terasiring serta banyaknya wahana swing dengan patokan harga Rp 200.000 atau tawar menawar.






Medan yang ditempuh untuk mendapatkan view yang bagus tidaklah mudah. Bagi yang masih muda mungkin tidaklah berat, tapi jika sudah senja atau agak-agak berumur, jangan sekali kali untuk mencoba menelusuri tangga yang bertapak tak beraturan ergonominya. Lebih berat daripada kerinduan yang dylan tanggung. Aseek...


Di fotoin pak gojek

















Kebetulan waktu kita datang sudah hampir malam, pukul 5 sore, yang dimana tidak lama dari itu langit gelap. Waktu untuk menikmati indahnya alam Tegalalang yang luas ini hanya kurang lebih 1 jam dan 1 jam nya lagi dipakai untuk naik turun tangga. Tepat pukul 7 malam kita kembali ke jalan utama. Cukup menyesal kenapa tidak siang hari kita datang dan mengambil lebih banyak lagi foto sebelum langit gelap. Yup, karena siang harinya waktu kita habis untuk jalan kaki !!

Oh ya, dari Ubud centre ke tegalalang lumayan cukup jauh. Jadi aku dan temanku memutuskan untuk naik gojek dan gojeknya gak mau anter. Setelah dinego, beliau meminta 100ribu untuk pulang pergi putar-putar ubud sepuasnya hingga malam hari. Sayangnya sudah tidak ada tempat lagi yang bisa dikunjungi lagi di Ubud ketika malam hari kecuali cafe-cafe yang ada di sepanjang jalan pasar seni Ubud. Jadi lumayan cukup menyesal merogoh kocek 100ribu untuk sesuatu yang sebenernya kita bisa sewa motor dan nyetir sendiri. Dan lebih sayangnya lagi gak ada persewaan motor yang mau menyewakan motornya ke orang pribumi. Hufth.....


 *****

Cukup sekian update mengenai pengalaman Ubud staycation yang aku habiskan dalam waktu satu hari full. Mungkin lain kali aku akan mencoba beberapa atraksi yang ada di Ubud, dan dengar-dengar pura tampaksiring dan goa gajah tidak kalah menarik dari tempat-tempat wisata lainnya yang ada di Ubud. Sayang waktu stay di Ubud kurang lama, jadi sementara menikmati yang ada aja dulu deh hehehe

Sampai jumpa di liburan selanjutnya, dan semoga aku bisa konsisten update mengenai tempat-tempat liburan yang pernah aku datangi.

Have a good day guys

Love, Yunda


*BONUS FOTO 😁












Comments

  1. Replies
    1. Halo....untuk penginapan di Ubud relatif mahal jika pesan on the spot. Jadi disarankan cari promo dari jauh-jauh hari lewat travel agent seperti agoda (yang paling banyak promo) atau traveloka. Lumayan kok dari harga non promonya 1 jutaan hanya tinggal 300 400ribuan.

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih untuk informasi yang telah anda berikan ...
    Memang sekarang di ubud ataupun di bali banyak banget untuk pariwisatanya.....

    Sekali lagi terima kasih :)
    http://lowonganhotelbali.info/lowongan-kerja-hotel-ubud/

    ReplyDelete
  4. Keren foto-fotonya kak

    Saya 3 kali ke Bali cuma mampir di tegalalang aja

    Recommended cooking class in Ubud, Bali

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts