Bali staycation : Bingin Beach, Uluwatu, Bali



Begitu banyak pantai di Bali yang tidak mungkin bisa kita jamah dalam waktu satu minggu dua minggu. Apalagi sekarang juga banyak sekali pantai-pantai baru atau hidden beach yang hampir belum tersentuh dengan pengelola wisata yang kebanyakan "bule" kemudian dijadikan tempat hiburan yang biasa disebut beach club, dengan tarif yang tidak murah bagi para wisatawan kere macam aku. hehehehehe

Sudah biasa bagi para wisatawan yang datang ke Kuta, Seminyak, atau Nusa dua yang dimana sudah tidak diragukan lagi akan keindahan pantai dan lautnya, terlebih daerah tersebut sudah dikomersialkan menjadi cafe-cafe cantik dan beach club. Juga dengan harga makanan minuman yang selangit. 

Kali ini hidden beach yang aku datangi yaitu di daerah uluwatu. Menurut peta dan cerita sih namanya Bingin Beach. Jarak tempuh dari tempat aku menginap, di daerah Seminyak, lumayan jauh dan memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan dengan motor. Sebelum itu aku dan dua temanku mampir untuk sarapan di warung mak beng sanur, yang katanya jangan sampai terlewatkan jika sudah menginjakkan kaki di Bali. Dan kebetulan aku belum pernah mencobanya.

Warung Mak Beng, Sanur
Harga : Rp 45.000 
(1 porsi nasi, 1 ikan goreng + sambal, 1 soup ikan)


Foto dari temen hehehe


Menu warung mak beng hanya ikan laut goreng + sambal dengan ikan yang berkuah (soup) dan satu piring nasi, tidak termasuk minum, seharga Rp 45.000. Tidak ada pilihan menu lainnya, hanya menu minuman saja yang pada waktu itu aku pesan es teh seharga Rp 5.000. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu hidangan datang.

Lokasinya ada di dalam pantai sanur. Ikuti saja petunjuk di google maps kemudian masuk pantai sanur dengan membayar tiket masuk atau parkir seharga Rp 2.000. Dan kalian akan menemukan warung mak Beng di sebelah kiri pas sebelum masuk ke area pantai sanur-nya.

Surprisingly, di warung mak beng aku bertemu dengan levina dan mbak yu yang kebetulan juga sedang liburan kantor ke Bali. Yaelah, dari Surabaya ujung-ujungnya ketemunya di Bali, what a coincidence....
Dan seperti biasa, we took more-than-one selfie 😁






ps : gak ding, kita udah janjian kok hahahaha

Jauh dari sebelum itu semua, kita bertiga menyewa motor dari dekat hotel tempat kami menginap. Keputusan kami untuk menyewa motor hari itu dengan pertimbangan menghemat biaya karena satu-satunya transport yang kita gunakan adalah grab dengan tarifnya yang agak lumayan mahal untuk menempuh lokasi yang akan kita tuju.
Sayangnya harga sewa yang kami dapatkan tidaklah murah, padahal akhir tahun 2017 aku masih bisa dapat sewaan motor beat dengan harga Rp 45.000 untuk satu harinya. Akhirnya kita menyewa dua motor dengan satu jenis motor beat seharga Rp 60.000 dan satu lagi scoopy dengan harga Rp 70.000. Sebelumnya mereka tawarkan harga per motornya 80ribu dan berhasil kami tawar. Dan dua kali isi bensin untuk pulang pergi Seminyak - Uluwatu, 10ribu per botolnya.

Setelah urusan perut kami selesai, segeralah kami beranjak ke tujuan kami yaitu Bingin beach dengan bermodalkan google maps yang tertulis waktu jarak tempuhnya kurang lebih satu jam setengah, tapi pada kenyataannya memakan waktu dua jam lebih.

Sepanjang perjalanan kita banyak memakan waktu istirahat karena saking panasnya Bali di bulan April dan juga medan yang kita lewati agak sulit. Seperti banyak orang tahu bahwa jalanan menuju daerah Uluwatu itu menanjak dan meliuk-liuk.

First stop.....

Warung Men Weti, Sanur
Harga  : Rp 15.000
Menu  : Nasi campur ayam Bali
Lokasi : Sekitaran Sanur (cari by google maps)





Mau ke pantai doaaaang makannya berkali kali lho kita bertiga ini 😅😅😅😅 pake bungkus es teh pula buat bekal diperjalanan karena saking panasnya.


Second stop.....
Jalur menuju bingin beach. Di depan toko yang masih tutup. Foto-foto depan gapura khas Bali
aka. ngemper.....






Perjalanan kami dimulai dari sanur setelah makan pagi di Warung mak beng, kemudian kami memilih untuk melanjutkan perjalanan melewati tol nusa dua karena Bali saat ini lumayan macet jika sudah berada di tengah kota. Kemudian mengikuti arahan google maps dan kita dibawa ke arah sejalur dengan pantai Pandawa, yang populer dikalangan rombongan wisatawan lokal maupun mancanegara, yang ternyata juga sejalur dengan pantai Melasti. Sayang kita sengaja untuk tidak mampir kedua pantai tersebut karena pantai yang kita tujupun tidak kunjung ketemu. Jadi perjalanan kita masih panjang.

Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya pantai di tempat yang kami tuju. Satu-satunya petunjuk yang kita ikuti adalah google maps. Dan juga mas-mas bule yang bawa surfboard hahaha itupun gambling, alias bener gak sih bulenya ke pantai yang sama dengan yang kita tuju. Mana bulenya woles gitu naik motornya tanpa pakai baju, cuma celana surf kolor, dan tanpa maps.


Bingin Beach, Uluwatu
 Jl. Pantai Bingin, Pecatu, Bali
Harga : Rp 5.000 / permotor (parkir motor + biaya operasional)


Tips : semakin kesasar, semakin ngelewatin hutan, percayalah itu adalah jalan yang benar menuju lokasi hahahaha

Setelah melewati jalan yang super duper panjang sampe pantat panas, tangan menghitam karena belang, dan muka kebakar matahari, nanti di penghujung jalan pertigaan kalian akan menemukan sign board yang dimana itu adalah penunjuk jalan menuju Bingin beach dan ambillah arah ke kanan. Kurang lebih 200 meteran dari papan-papan bertulisan tersebut.

Oh ya, ternyata di daerah ujung Uluwatu yang awalnya kita pikir tidak ada kehidupan ternyata banyak sekali penginapan-penginapan dari yang mewah hingga biasa aja. Dan banyak juga bule bule yang memilih untuk tinggal di sini dan jalan-jalan pake kaos oblong di siang bolong. Kita orang aja bela-belain pake baju panjang celana panjang dan penutup kepala.









Setelah memarkir motor dan membayar biaya parkir dan operasional atau tiket masuk sebesar Rp 5.000 saja, kita berjalan kaki melewati semak-semak belukar yang tinggi. Kita cukup kaget karena ternyata track menuju pantai yang akan kita tuju benar-benar curam dan memakan tenaga. Track yang kita lewatipun sebenarnya terawat dan tidak terlalu sulit untuk menempuhnya karena sudah ada tangga yang tinggal kita lewati tanpa takut tergelincir atau jatuh. Hanya saja kita sudah terlalu capek menempuh perjalanan hampir 2 jam lamanya ditambah perjuangan berat harus menuruni berpuluh-puluh ribu anak tangga. Lebay hahahaha

Trust me, it was fun. Dan nagih !!!

Dari tempat kita parkir motor, aroma laut bener-bener kecium dan suara dentuman ombak yang terdengar. Mungkin ini yang dinamakan vitamin sea. Bukan vitamin sea yang di upload dan pantainya ada di pinggir jalan tinggal jalan 3 langkah terus nyampe hehehehehe



Bapaknya aja sehari bisa 4 kali bolak balik bawa galon pula


Hampir satu jam waktu yang kita buang hanya untuk menuruni tangga karena kita udah benar-benar habis tenaga, manalagi cuacanya panasnyaaaaaaaaaaaa minta ampun. Dan itu semua hilang seketika setelah ngeliat laut yang bagusnya kayak di foto foto pinterest.

Banyak cafe-cafe lucu di tebing-tebing yang kita turunin, dan juga banyak homestay dengan view langsung menghadap ke laut pastinya. Beda tipis deh sama santorini yang ada di oia. Jadi sepanjang perjalanan kita turun dan kembali lagi naik ya melewati cafe-cafe gitu.


The best view i've ever seen

Jangan fokus ke masnya ~



Katanya sih ini hotel-hotelnya

Keadaan pantainya bersiiiiiih banget, walaupun pasirnya gak seputih yang ada di foto-foto gitu. Ombaknya tinggi dan suaranya yang bikin tenang, tidak heran banyak wisatawan luar Indonesia yang surfing disini. Yang paling aku suka adalah gak terlalu banyak orang. Banyak bule kok hehehe tapi bisa dihitung jari. Tujuan utama mereka ya surfing karena memang Bingin beach adalah laut lepas dengan ombak yang lumayan tinggi. Kalau kita ? ya gelar karpet trus tidur-tiduran menikmati angin laut sampe beneran ketiduran Hahahaha

Sayang nih kita gak ambil foto waktu tidur-tiduran dan betapa santainya kita kayak slogan-slogan "santai kayak di pantai" gitu. Karena terlalu excitednya kita nikmatin view yang gak kita dapetin lagi kalo udah pulang ke Surabaya 😥





Iam not a fan of beach, hiking, or some kind of nature thing but for this one, I become an addicted !!
Thanks to Fiki for brought me here.

Gila ya, sebuah pengalaman aja bisa merubah pikiran sesorang yang tadinya gak suka, anti, bahkan benci bisa jadi suka banget banget bangeeet.




Waktu kita disini kurang lebih hanya dua jam dan benar-benar menikmati sekali suasana pantai dari tiduran, main pasir, hingga main ombak. Di akhir saat-saat pulang sih kita foto-foto karena kebetulan pas sedang sunset, walaupun kurang terlihat sunsetnya hehehe















Waktu sunset sudah habis dan waktunya kita untuk pulang. Beribu-ribu tangga kita tempuh kembali sampai rasanya mau pingsan.
Sedih rasanya berpisah dengan alam yang super indah ini. Bagi sebagian orang yang tinggal di tempat-tempat yang berhubungan dengan alam mungkin sudah biasa. Bagiku ini adalah pencapaian besar dimana aku bukan orang yang mudah jatuh cinta dengan sesuatu yang berkaitan dengan alam. Terlebih untuk pantai dan gunung.


Bye Bingin beach.......

You can reach me by social media
IG : Ayunda Novi

Have a good day guys...

Love, Yunda

Comments