LOST in SINGAPORE - PART 1


Ini keadaan gak mandi hampir 2 hari dan sok sok an bahagia.

Dulu waktu masih kuliah, aku dan ceking sering ngebuat list apa yang akan kita lakukan setelah lulus kuliah, yang salah satunya adalah pergi ke Singapore dengan duit hasil kerja. Ya....walaupun butuh beberapa tahun kerja dulu baru kita ada kesempatan untuk ke Singapore setelah sebelumnya kita menghabiskan tahun baru di Bandung dan juga Bali (menyesuaikan budget ceritanya)

Setelah rencana, rencana, daaaaaan rencana yang kita pikir sepertinya rencana hanyalah tinggal rencana, akhirnya kita putuskan berangkat di bulan November di tanggal 14 malam minggu di tahun 2015. Berbekal tiket yang pada saat itu sangat-tidaklah-murah alias non promo by traveloka. Kita sengaja cari tiket tengah malam karna kita pikir supaya punya banyak waktu di hari Minggunya. Dan dari awal memang kita sudah berniat untuk bermalam di Changi Airport. Se-random itu memang kelakuan kita di masa muda, hehehehehe

Sabtu malam, 14 November 2015 - Bandara Juanda Surabaya
Petualangan dimulai dari awal keberangkatan kita tertinggal flight dimana seharusnya kita datang paling terlambat 30 menit sebelum check in. Dan (mungkin) cuman Kita yang dengan santainya datang 15 menit sebelum flight. Sungguh sangat macam orang kaya sekali bukan kita ini.

Setelah berdebat dengan mbak-mbak petugas check-in dari maskapai jetstar yang kayaknya KZL abis sama kita yang tiba-tiba dateng minta di prioritaskan dan memaksa buat terbang, dengan berat hati kita TIDAK BOLEH TERBANG. Yowizlaaaaaaah ~
Adegan saling menyalahkan jelas kita lakukan setelah itu. Ya gimanaaa, orang tiket seharga 2 juta one way hilang begitu saja. Ini semua gara-gara Ceking yang waktu itu masih lengket-lengketnya dengan mantan pacarnya (untung sekarang udah jadi sumainya) gak mau pisah. Katanya sih pacarnya yang gak rela ditinggal liburan, sampai akhirnya dia lupa waktu yang membuat akhirnya telat ke airport, yang mentang mentang jarak dari rumah ke airport gak lebih dari 15 menit. Dan kenyataannya jalanan macet berujung perjalanan menjadi 30 menit. Gimana gak telat coba !

Mungkin jika tidak ada perdebatan bukanlah kita namanya. Kita mencoba untuk ikhlas walaupun greget rasanya pengen maksa terbang malam itu juga, akhirnya kita mencari tiket baru lagi. Sedih sih, yang harusnya kita udah di Singapore malam itu tapi kenyataannya kita masih MENGGEMBEL di Bandara Juanda, tiduran di Musholla beralaskan sajadah dan berselimutkan mukenah masing-masing sambil menahan dingin dan lapar, juga sakit hati. Setelah kita membeli tiket untuk flight besok Minggunya tentunya. Dengan harga yang sangat tidak murah juga tentunya.

Ceking yang dengan mudahnya tidur, dan aku si-yang-gak-gampang-tidur mencoba merencanakan itinerary sendirian sembari menunggu flight transit besok subuh ke cgk (Jakarta).

Minggu Pagi, 15 November 2015 - Flight to CGK (transit)
Lagi-lagi hal kebodohan telah kita lakukan. Lebih tepatnya sih aku hehehehe.
Aku si-pelupa-level-dewa dengan gampangnya ninggalin hape yang saat itu di charge di tembok bandara terus baru keinget setelah duduk santai siap-siap tidur di pesawat yang kurang berapa menit lagi take off. Dengan spontannya aku teriak dan lari di lorong kabin mencoba untuk menjelaskan ke mbak-mbak mugari sambil megap-megap nangis keringetan karna panik. Sampe pilotnya keluar, ini beneran lho 😂😂
Maskapai yang aku tumpangi saat itu adalah Air Asia. Saking baiknya, mereka mencoba mengontak petugas yang ada di ruang tunggu dan berniat untuk mencarikan handphone yang aku tinggal begitu saja.
And They found it !!
Setibanya di cgk (Jakarta), aku berusaha keluar kabin sambil menutup muka berharap para mbak mas mugarinya tidak mengingatku. Hahahaha malu banget asli.

Siapa bilang kebodohan kita hanya sampai hape tertinggal di ruang tunggu. Lagi-lagi kita hampir ketinggalan pesawat (lagi) ke Singapore karena salah informasi. Akibat ke-soktauan-ku yang mengira flight kita ada di terminal 3, dan kita dengan santainya sarapan Bakmi gm yang ada di terminal 3 plus duduk duduk sambil nidurin kepala di meja tanpa beban. Padahal waktu transit yang kita punya hanya 1 jam lebih 15 menit.
Waktu transit kurang lebih tinggal setengah jam lagi dan kita baru menyadari bahwa tidak ada flight ke Singapore di terminal 3 😂😂😂😂😂😂😂

Setelah tanya pak pak petugas bandara sana sini, akhirnya kita tahu bahwa kita harus menuruni lembah melewati gunung dan samudera bersama ninja Hatori, dora, swiper, boots dan kawan-kawannya menuju terminal 2, alias flightnya memang di terminal 2. Bayangin aja harus banget  kita naik shuttle bus dari terminal 3 yang kalau menuju terminal 2 itu harus banget ngelewatin terminal 1 dulu. Belum lagi nunggu shuttle bus yang datengnya gak setiap detik. Eh macet pula padahal udah di area bandara juga.
Geblek bangetlah ini ya Allaaaaah..........

Penerbangan lancar tanpa ada kejadian aneh dan tidak ada lagi kebodohan yang kita lakukan. Lancar selancar BAB ku ketika di pesawat kala itu.....
And of course we took a selfie. Kata si ceking sih harus di upload someday biar semua orang tahu kalau kita membelah takdir dan akhirnya bisa pergi ke Singapore. Padahal nyampe Singapore aja belum.


ps : sengaja deh gak diperbesar fotonya hahahaha


Minggu Siang, 15 November 2015 - Changi Airport, Singapore
Dasar kita memang makhluk ciptaan Tuhan yang sok taunya super kebangetan, yang harusnya kita keluar melewati imigrasi di terminal 2, thowaf sejam di Changi karena saking amaze dan noraknya sama bandaranya, dan tiba-tiba kita terdampar di terminal 3 dan otomatis keluar imigrasinya di terminal 3. Yha jelaaaaaaaz kita kena semprot petugas imigrasi. Orang turunnya di terminal 2 kok bisa nyasar ke terminal 3. Ditanyain pake bahasa Inggris logat India juga kita cuma manggut-manggut. Ya gini deh, bahasa inggris gak tamat tapi nekat ke Singapore berbekal backpacker tanpa kamus tanpa guide tanpa tanya sana sini cuman berbekal browsing postingan jadul. Oke...yang penting kita menginjakkan di tanah Singapore cuy.

Pengen tahu ke-norak-an kita ?

Beginian aja di foto 😆

Hasil thowaf di Changi yaitu foto norak penuh kenangan.

Masih dihari yang sama....
Setelah melewati imigration check di terminal yang salah dan juga bolak balik salah mengisi form kedatangan, kita keluar airport dan sesegera mungkin cari wifi gratis. Dan akupun buru-buru cari charging stand karna handphone super lowbat dan pastinya pengen update dong.
Siapa bilang setelah melewati beberapa kebodohan dan kekonyolan di Surabaya, Jakarta, dan Changi airportpun, kita tidak bertemu dengan kebodohan-kebodohan itu lagi. Justru puncak dari kebodohan kita adalah disini......

HAPE ILANG

Hape aku lebih tepatnya.
Aku yang waktu itu lagi sibuk nge-charge di stand charging, lagi-lagi tanpa dosa ninggalin hape yang lagi dicharge cuma buat ngeliat harga sandwich yang ada dibalik kaca supermarket. Dan ceking jelas sibuk dengan handphone-nya pada saat itu. Aku jelas sibuk juga ngeliatin harga sandwich yang tidak-seberapa-terlihat itu 😂😂😂
Setelah kembali dari ngeliat harga sandwich, tiba-tiba nyadar kalau kabel charge menggantung geleweran tanpa hape. Heboh dong aku sambil teriak teriak "I lost my handphone. somebody please help me"
Kebayang deh gimana bingungnya kita. Bahasa inggris yang ah ah uh uh, ngantuk karna semaleman gak tidur, pegel lari-larian di soekarno-hatta, ditambah hape ilang setelah berusaha diselamatkan petugas air asia waktu di Juanda, eeeeh ujung ujungnya ilang juga.
Berbekal bahasa tubuh akhirnya kita di arahin buat ke Police office yang ada di terminal 2. Bagi kita yang belum pernah menjelajahi airport seluas mall TP 1,2,3,4,5 dan 6 yang ada di Surabaya, asli itu pegel dan pengen nangis rasanya. Dan sesampainya di kantor polisi, kita cuma bisa panik, nangis, dan bingung juga gimana ceritainnya. Bahasa inggris campur indonesialah yang keluar dari mulut kita, dan paling gak ada petugas yang dari malaysia sedikit paham kegalauan kita.
Singkat cerita, pencurinya ketemu, tapi hape udah raib dijual (mungkin), laper, ngantuk dan hampir seharian waktu habis cuma buat ngurusin hape ilang. Berat rasanya buat mencoba ikhlas karena dari awal kita rencana nge-trip ini maunya seneng-seneng ngebahagiain diri eh taunya ZONK. Amsyong deh 😓

Jadi, waktu kita di hari minggu kebuang sia-sia cuma buat ngusut hape yang ilang

Minggu Sore, 15 November 2015 - Daerah Bugis, Singapore, cari hotel
Tragedi demi tragedi kita lewati, kita memutuskan untuk cari hotel. Rasanya mood buat liburan ilang seketika. Tapi karena sudah terlanjur sejauh ini, okedeh kita buat liburan ini super menyenangkan.
Kita memutuskan untuk mencari hotel yang lagi lagi atas dasar ke soktauan kita dan browsing postingan jadul, kita cari MRT ke daerah bugis dan turun di stasiun Bugis.

FYI AJASIH !! Mrt paling deket dari daerah bugis bukan berarti setasiun bugis doang. Banyak !!! Hahahahaha

Kita masuk dari gang ke gang, hotel ke hotel, cuma buat nyari harga yang PAS BGT 😆 dan kita juga gak tau harga yang pas itu gimana. Ada tuh hostel dengan per-bed nya cuman 15 sgd. Waktu ditengok, eh pakai kipas angin. Lha rumah W aja pake kipas angin masa nyampe Singapore pake kipas angin juga. Elah ~

Udah capek banget muter-muter, ada 1 orang bapak-bapak yang kebetulan bisa Bahasa Indonesia dan ngasih tau hostel yang good dan harga affordable. Diantarkannya lah kita, dan memang beneran murah dan bagus. Per bednya 18 sgd. Karena udah saking pegelnya, kita putusin buat ambil hostelnya dengan penuh heran karena seumur-umur kita belum pernah bermalam di hotel ber-modelkan sharing room gitu.
Setelah isi data dan lain-lain kita di antar ke kamar berisi 8 orang yang waktu itu sudah ada 2 orang disana. Seorang mbak-mbak Nigeria dengan barang bawaannya kayak tinggal setahun di Singapore, yang kena tipu cowok bangladesh dan hartanya dirampok, dan seorang lagi ibu-ibu super gaul doyanannya pake dress mini ketat yang tiap weekend bolak-balik Singapore yang pada akhirnya kita tahu bahwa dia tinggalnya di Batam. Gimana gak tinggal loncat aja tuh dari Batam ke Singapore 😂

Hostel yang aku tinggali "PHIL INN"
Kurang lebih seperti inilah sharing room nya

Waktu kita buat liburan hanya tersisa malam itu dan hari esoknya, jadi kita buru-buru dan hanya menaruh barang-barang karena gak mau rugi waktu. Dan kita segera mengagendakan acara selanjutnya.
Tahu gak apa yang kita lupakan dalam perjalanan ini ?
UANG !!!
Iya.....kita sama sekali tidak membawa uang sgd dalam jumlah lebih. Aku hanya membawa kurang lebih 1 juta dan Ceking hanya membawa sekian ratus ribu, yang itupun hasil dari tukar di Ngurah rai sebelum ke Surabaya katanya.
Kita putuskan untuk ke money changer terdekat dari hostel atas saran tante-tante yang sekamar dengan kita yang janjinya bakalan nganterin kita, eh taunya dijemput kekasih indianya. Dan setelah kita keliling di daerah Bugis, kita merasa insecure dengan orang-orang Bangladesh, india dan semacamnya yang keeping eye ke kita.
Kembali kerencana awal ide dari Ceking yang -menurut-dia-setelah-menanyakan-hal-ini ke mbak-mbak dari BNI, kita bisa cari ATM BNI di Singapore.
Oke, kita pikir itu suatu kemajuan dan kemudahan yang kita dapetin nanti di Singapore.

Yang ternyata, itu ZONK BGT. 

Yaiyalah, kita baru tahu Singapore dalam hitungan jam, tiba-tiba sok-sok an nyari alamat yang setelah ditanyakan ke security sana sini pun gak tahu itu dimana. Sialnya lagi adalah, uang sgd menipis jadilah kita sengaja tidak membeli kuota internet.
Dari satu MRT, mall, sampe satu gedung ke gedung yang lain kita  puterin jalan kaki. Kata security di mall A, lokasinya disini. kata security di mall B itu di sana. Sampe 3 kali putaran, sampe ketemu taman itu lagi, ketemu gedung itu lagi, ketemu orang itu lagi dan tetep gak ada yang namanya ATM BNI 😓
Dan hasil muter-muter kita adalah kaki lecet dan ngetawain mbak-mbak sama mas-mas yang pacaran dempet-dempetan di pinggiran taman. Hahahaha kirain di Surabaya doang yang pacaran doyanannya mojok gelap-gelapan.

Kebetulan lokasi ATM yang akan kita cari (tapi gak nemu-nemu) berdekatan dengan merlion park atau orang bilang patung Singa nya Singapura which is kita udah deket dengan mission kita ke Singapore. Kita nyebrang sengawur ngawurnya sampe lupa kalau ada yang namanya zebracross karena yang kita pikir adalah kita harus sampai kesana.

Trus kita seneng gitu setelah ketemu patung merlion ?

Seneng laaaah sampe norak foto bermacam model gaya, kepala dimiring-miringin, badan di belok-belokin biar langsingan dikit waktu di foto. Sayang beribu sayang patungnya under construction. Airnya gak mancur kayak yang ada di foto-foto gitu. Lampu warna warninya juga gak segemerlap yang di review para travel blogger.
KZL
Patungnya di cover-in papan. Trus merlionnya keliatan kepalanya doang 😢

Beberapa foto kita yang keadannya "ya udah lah yaaa" yang penting kita udah check point nyampe Singapore ~

Norak 1

Norak 2

Norak 3
Norak 4
And these are the highlight of our photos 

Gak ada malu malunya astagaaa
😚😚

😘


Ngrasa puas aja karna trip super murahan kita akhirnya tercapai setelah berbulan bulan hunting tiket, gak jadi, hunting lagi, gak jadi lagi, dan sampai akhirnya jadi 😆

(masih) Minggu malam, 15 November 2015 - Pulang ke hotel
Kita sengaja tidak berlama-lama menikmati suasana disana. Bahkan kita melewatkan gemerlapanya lampu-lampu di Helix bridge, mewahnya gedung esplanade, dan jajanan pinggir sungai merlion yang sudah kita rencanakan. Kita sendiri gak mau rugi pulang ke hotel naik taxi jika sudah melewati jam pulang jadwal terakhir MRT karna pastinya itu merogoh kocek sgd kita yang super duper menipis.
Segeralah kita mencari stasiun mrt terdekat dan kembali ke Stasiun Bugis yang dimana di dekat pintu keluar stasiun banyak sekali mesin ATM berbagai bank internasional berjejer. Dan satu kebodohan yang Ceking lakukan adalah ATM yang dia punya bisa tarik tunai di ATM manapun yang berlogo VISA. Termasuk mesin ATM yang berjejer berderetan di stasiun mrt Bugis yang kita lewati ketika datang, pergi, sampai kita datang lagi menuju hotel 😑

HEBAAAAAT......kurang bahagia apa kita hidup sebagai partner yang sangat jauh dari saling melengkapi.

Dari hasil coba-coba dan modal nekat, dimasukkannya lah ATM nya ke mesin ATM punya citibank yang sama sama berlogo visa. Asal pencet 1000 yang terera di layar dan taraaaaa keluarlah 1000 sgd nyata di depan mata kita 😂😂😂😂😂

Begitu banyak kebodohan, kezonk-an, dan kejadian kejadian lainnya yang kita alami di 2 hari kedepan yang mungkin akan aku ceritakan di Lost in Singapore part 2. 
Oh ya, Kita juga menjelajah Singapore ditemenin ibu-ibu gaul yang aku ceritain di awal lho.

Kita tidak menganggap ini suatu hal yang patut dilupakan begitu saja. Dan dari sini akupun tahu seluk beluk Singapore hingga aku memberanikan diri travelling seorang diri di kemudian hari tanpa takut nyasar atau buta arah. Dan kita juga punya cerita yang someday kita bisa ceritakan ke anak cucu kita kalo gak malu 😁😁

Thanks to CEKING partner travelingku yang doyanannya masuk angin, yang gak bisa lewat jam makannya, yang strong sometimes, yang banyakan pinternya daripada aku 👅, yang mau maunya selalu aku tipu atas hasil ke sok tauanku, yang sekarang hobinya kangen suami dan anaknya (aku jadi nomer kesekian yang dikangenin) daaaan lain lain ~


Thanks Guys,

With Love, Yunda 😜 dan ceking





Comments